Back To Top
“ MENJADI MADRASAH BERKARAKTER, BERPRESTASI UNGGUL, HUMANIS DAN TRAMPIL”

Arsip blog

Pages

Pengunjung

Jumat, 27 Oktober 2017

Peringatan 89 Tahun Sumpah Pemuda

Sumbang - MTs Negeri Sumbang Kab. Banyumas pada hari ini Memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan mengadakan Upacara Pengibaran Bendera. Setiap siswa dan siswi harus mewarisi semangat yang digelorakan oleh para pemuda pada 28 Oktober 1928 lampau untuk mewujudkan cita cita bangsa Indonesia
Sebagai petugas upacara adalah Pengurus OSIS Tahun 2016/2017. Pembina upacara dalam sambutannya mengutip Pidato Menpora, Imam Nahrawi, mengajak seluruh siswa mengenang semangat berjuang pemuda di era tahun 1920-an, dimana para pemuda-pemudi nusantara berjuang melawan penjajahan serta bersumpah bersatu demi bangsa Indonesia.
Beliau juga menyampaikan berbagai prestasi pemuda bangsa saat ini di kancah internasional guna memancing generasi pemuda bangsa Indonesia khususnya siswa-siswi MTsN Sumbang berprestasi lebih baik lagi.
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
(ozy)